Medan, hetanews.com – Dosen Universitas Negeri Medan (Unimed), Janner Simarmata mengatakan, dosen wajib menulis buku, karena ini telah diamanatkan pada Undang-Undang dan juga sesuai dengan tugas seorang dosen, yakni, melakukan riset, mengajar, dan menulis.
Dia mengungkapkan, minat dosen saat ini sangat rendah, terutama menulis buku, padahal setiap hari mengajar, kenapa tidak jadi buku? Disamping itu, tidak adanya insentif dari universitas untuk para akademisi yang aktif menulis, imbuhnya disaat acara Workshop Penulisan Buku Perguruan Tinggi Ber-ISBN, di STIKes RS. Haji Medan, yang dilangsungkan selama dua hari, Jumat-Sabtu (20-21/9/2019).
Penyebab lainnya karena kesibukan dan beban mengajar terlalu banyak, sehingga tidak sempat meluangkan waktu untuk menulis.
Menurutnya, hal itu bukanlah penghalang untuk menulis buku, yang penting punya niat. Kalau sudah punya niat, pasti akan mau menulis, kata pimpinan Penerbit Yayasan Kita Menulis ini.
Hal tersebut, dibenarkan Tonni Limbong, narasumber kedua dari Universitas Katolik Santo Thomas (Unika).
Dikatakan, awal menulis terasa sangat berat dan bingung untuk memulainya, padahal menulis itu tidak perlu keahlian khusus.
“Berkat dorongan dan motivasi, akhirnya saya mencoba menulis secara berkolaborasi dan akhirnya saya punya buku. Ini juga berkat dukungan penerbit Yayasan Kita Menulis,” ujarnya.
Menulis itu yang penting kita jujur, terutama di saat kita mengambil kutipan dari sumber-sumber yang ada.
“Percayalah, menulis itu memberikan banyak manfaat bagi kita dan masyarakat. Dan kita akan mendapat kesejahteraan lebih dari royalty menulis buku,” tandasnya.
Acara ini, sebelumnya dibuka Ketua STIKes RS. Haji, Hj. Masdalifa Pasaribu, S.Kep, Ns, SKM, M.Kes, dan dalam sambutannya, mengatakan, bagi seorang dosen, menulis adalah sebuah keharusan. Baik menulis jurnal, artikel, laporan penelitian, maupun buku-buku ilmiah, ujarnya.
“Menulis dan mempublikasikan karya ilmiah merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat dosen,” katanya.
Rendahnya minat dosen menulis buku dikalangan akademisi, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu, kecenderungan budaya lisan daripada budaya tulis.
“Menyikapi hal tersebut di atas maka, ini adalah merupakan salah satu bentuk tanggung jawab STIKes RS. Haji Medan kepada pembanguan sumber daya, khususnya dosen, maka diadakannya workshop hari ini” tambahnya.
Workshop ini, merupakan saat yang tepat bagi para dosen untuk memahami bagaimana cara menulis yang baik dan bagaimana buku yang ditulis dapat diterbitkan oleh penerbit yang profesional dan sekaligus membuka acara secara resmi.
Ketua Pelaksana Workshop, Sri Misleini., S.Kep., Ns., M.Kes dalam laporannya menyampaikan, bahwa kegiatan ini dihadiri sekitar 70 dosen dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara dan Aceh.
Sri Misleini mengucapkan terimakasih atas kehadiran para peserta di STIKes RS Haji Medan dan selamat mengikuti workshop ini.
Diharapkan, usai acara ini, dosen-dosen bisa termotivasi dan melahirkan buku yang layak diterbitkan dan ber-ISBN, tutupnya.
Sumber: Heta News