Anggota IKAPI

COVID-19: Perspektif Agama dan Kesehatan

Penulis:
I Ketut Sudarsana, Putu Emy Suryanti, Ida Bagus Subrahmaniam Saitya, Komang Suastika, Arimbawa,
Ni Luh Drajati Ekaningtyas, I Gede Sutana, A. A. Putra Dwipayana, I Wayan Rudiarta,
Ida Bagus Alit Arta Wiguna, I Made Paramarta,I Wayan Nerta , Ida Ayu Adi Armini,
Gede Hendri Ari Susila, Anak Agung Putra Laksana, Gede Agus Jaya Negara, Ni Putu Sukanteri,
I Made Suryana

Yayasan Kita Menulis, 2020
xiv; 206 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-6512-15-9 (cetak)
E-ISBN: 978-623-6512-13-5 (online)
Cetakan 1, Juni 2020

Dunia dikejutkan dengan munculnya Wabah Virus Corona di Wuhan Cina pada akhir tahun 2019. Penyebaran virus ini sangat cepat merebak keseluruh daerah Wuhan sehingga pemerintah setempat memberlakukan Lockdown agar masyarakatnya dapat di seterilkan dari ancaman yang meluas. Namun penyebaran virus ini semakin tidak terbendung pada awal tahun 2020 hingga meluas hingga keseluruh dunia yang selanjutnya menjadi Pandemi Covid-19. Perlu diketahui bahwa coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS Coronavirus 2 (SARS-Cov2) yang baru ditemukan. Coronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan (seperti pilek dan batuk kering), meskipun dapat pula menyebabkan beberapa penyakit seperti; SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan.

Keberadaan Covid-19 dapat menular kepada manusia tanpa harus memilih jenis manusianya. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular COVID-19 adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19, termasuk tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi COVID-19 adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin (misalnya, dengan batuk pada siku yang tertekuk), menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar, serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

Jika melihat penularan Covid-19 sangat massif, maka diperlukan kemampuan diri manusia untuk tetap sehat. Menjaga kesehatan menjadi kebutuhan utama untuk saat ini baik itu kesehatan mental maupun fisiknya. Kesehatan mental positif merupakan gejala hedonia (perasaan positif individu terhadap kehidupannya) dan keberfungsian yang positif, yang dioperasionalisasikan dengan pengukuran kesejahteraan subjektif, yaitu persepsi dan evaluasi individu mengenai kehidupan dan kualitas keberfungsian mereka dalam kehidupan. Dampak psikologis yang dirasakan ooleh mereka yang sakit terkena Covid-19 dan masyarakat luas berupa perasaan depresi, stress, dan kecemasan. Individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia.

Guna menjaga imunitas manusia untuk tetap sehat, dalam pandangan Hindu terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan. Melalui ramuan-ramuan dari daun, akar, pohon maupun lainnya tertulis dalam berbagai lontar usada juga teks lainnya yang sudah menjadi tradisi umat Hindu. Selain daripada itu juga melalui berbagai teknik Yoga dapat dilakukan dalam upaya menjaga kebugaran badan agar senantyasa sehat tersalurkannya energy positif melalui berbagai gerakan asanas. Kelancaran saluran darah dan pernafasan menjadi kunci untuk tetap sehat.

Demikian juga dalam Kitab Suci Weda  bahwa terdapat beberapa strategi untuk tetap sehat dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan new normal life seperti apah therapy: mengkonsumsi air putih, hydro therapy mandi yaitu seseorang wajib mandi membersihkan diri menggunakan air, colour therapy yaitu menggunakan sinar matahari untuk membunuh kuman menular, mantra therapy yaitu menggunakan mantra atau doa pujaan untuk menghalau dan menyembuhkan penyakit, bhoga therapy yaitu terapi makanan dimana makanan yang dikonsumsi harus sehat dan bergizi, mind therapy yaitu pengendalian pikiran pada hal-hal yang positif dan sehat serta social therapy-samsarga yaitu menjalin hubungan sosial yang bersinergi dengan kondisi.  Keberadaan badan yang sehat menjadi kunci utama untuk dapat melakukan berbagai aktifitas termasuk dalam menjalankan kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, melalui Book Chapter tentang Covid-19 Perspektif Agama dan Kesehatan, dapat ditemukan berbagai cara sehat dalam menghadapi Covid-19 sehingga pembaca dapat memetik dari salah satu yang sekiranya dapat dilakukan. Berbagai pilihan ditawarkan dalam tulisan ini, baik memakai teknik Yoga, memaki jamu-jamu yang dikupas juga dari sumbernya, juga melalui ritual-ritual tradisional serta memakai metode yang dituangkan dalam kitab suci Weda.

Bagikan

One thought on “COVID-19: Perspektif Agama dan Kesehatan

  • Furqon
    April 7, 2021 at 12:59 pm

    Admin, beli Buku “Covied 19: Perspektif Agama dan Kesehatan”

Tinggalkan Balasan