Penulis:
Hisarma Saragih, Corry, Edy Gibson Sumbayak, Janmerison Sumbayak, Tuahman Saragih, Jomen Purba
xiv; 194 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-6761-75-5
Cetakan 1, November 2020
Meningkatnya perkawinan campuran antara orang Simalungun dan non Simalungun, turut menyebabkan tergerusnya adat Simalungun, yang ternyata bukannya semakin menguatkan adat Simalungun, tetapi sebaliknya. Adat pendatang menjadi hampir dominan. Selain itu tidak adanya budaya “raja parhata” yang dimiliki oleh “sarikat huta” melainkan “tatangatur horja” yang dimiliki oleh warga Simalungun, juga membawa warna tersendiri dalam pelaksanaan adat Simalungun.
Berangkat dari sebagian kondisi di atas, atas kondisi tersebut telah melahirkan keterpanggilan di antara tokoh untuk bertemu dengan para praktisi adat Simalungun atau yang dikenal “tatangatur adat Simalungun” membincangkannya dan memberikan solusi, aksi berupa diskusi untuk segera melaksanakan seminar dengan maksud untuk melakukan dan menempatkan Adat Simalungun lebih mulia. Hal inilah maka dibuat judul buku ini untuk memuliakan adat Simalungun “tunggung”.
Buku ini terdiri dari 11 bab, yang diawali dengan Pendahuluan (Bab 1), dan Warisan Historis Orang Simalungun (Bab 2), dilanjutkan dengan Bab 3 Acuan Adat Simalungun, Bab 4 Filsafat Adat Bani Hita Simalungun, Bab 5 Ensiklopedia Adat Simalungun, Bab 6 Tata Cara-Cara Menjalakan Uang Mahar dalam Upacara Adat Perkawinan Simalungun, Bab 7 Perkawinan dan Tutur Adat Simalungun, Bab 8 Penggunaan Pakaian Adat dalam Upacara Adat Simalungun, Bab 9 Dayok Naniatur Sebagai Makanan Tradisional Adat Simalungun, Bab 10 Peninggalan Kebudayaan Simalungun: Rumah Bolon Kerajaan Purba Di Nagori Pamatang Purba dan Sejarah Singkat Harajaon Marpitu Di Simalungun 1907-1946, dan diakhiri dengan Bab 11 yaitu Penutup.
Jonferyhotlan.saragih
Buku nya sdhterbit ya pak.horas
Deni
Bukunya beli dimana ya pak?
admin
https://play.google.com/store/books/details?id=96wLEAAAQBAJ